Selasa, 30 Desember 2008

Kisah Pemakaman di Kota Air


Sebuah kota kecamatan, namanya Negara, Ibu Kota Kecamatan Daha di Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Provinsi Kalimantan Selatan. Merupakan daerah rawa, dan hampir seluruh daerah berair, kecuali jalan raya yang dibuat dengan urukan tanah, dan sebagian kecil daerah yang agak tinggi. Apalagi musim hujan, kadang malah jalan-jalan raya pun terjangkau air. Tapi pada musim kemarau, bentangan kawasan rawa yang luas berubah menjadi padang luas yang ditanami semangka, jagung dan tanaman cepat panen lainnya.


Cerita yang ingin saya bagi adalah bagaimana mengubur warga yang meninggal pada saat musim “dalam” ( disebut demikian oleh penduduk sana saat musim hujan dan air naik tinggi. ) karena keadaan air rawa tergenang umumnya sepanjang musim penghujan. Ditambah ketika sedang parah-parahnya musim hujan, daerah lain yang lebih tinggi mengirimkan air, sehingga kota Negara menjadi tumpukan air.


Tempat pemakaman umumnya mereka buat di belakang perkampungan, tak jauh dari konsentrasi rumah penduduk yang kebanyakan mengikuti alur sungai. Berupa tanah uruk serupa pulau kecil ( jika dalam keadaan musim hujan ). Namun sekarang pulau-pulau pemakaman atau mereka sebut “tembok” telah penuh dengan makam-makam, dan kelihatannya entah kenapa jumlah tembok tak bertambah.


Kembali ke inti cerita : Pengalaman saya, pada musim dalam, ( ketika air sedang tinggi-tingginya, sampai naik ke jalan dan ke rumah ) penggali kubur mesti menyelam, karena tanah belum digali saja mereka sudah tergenang air selutut.


Selanjtnya mayat ditanam dengan peti mati ( di sana disebut tabala ), jika air tidak terlalu dalam dalam artian ketika menggali tanah belum tergenang air namun baru setengah meter menggali sudah terisi air, dan kemungkinan dalam beberapa hari/minggu diperkirakan air naik, maka bisa saja peti mati diberi damar supaya tidak bocor, lantas peti mati ditekan dan diinjak bersama-sama supa bisa masuk ke dalam air, kemudian diberi balok penjepit agar peti mati tidak menyembul keluar ketika beberapa hari kemudian air tambah naik dan menggenangi pemakaman. Jadi selain dua buah nisan, ada tambahan empat balok yang menyilang di atasnya.


Namun jika air sudah menggenangi tanah pemakaman, terpaksa peti mati dibuat dengan papan yang tidak terlalu rapat, agar air bisa masuk. Jadi waktu peti dibenamkan ke air terlihat gelembung-gelembung udara dari dalam peti. Kasihan memang kita melihat keluarga kita dalam keadaan demikian, namun bagaimana lagi. Pernah saja liat pemakaman ustadz/kiai yang baca talqin berada di atas perahu, begitu juga beberapa orang-orang yang menghadiri pemakaman.


Saya punya pengalaman seram sewaktu kecil yang berhubungan dengan kubur, begini kisahnya : Waktu kecil asik sekali cari ikan di rawa yang baru surut kemarau. Ketika cari ikan di samping tembok/ pulau kecil pemakaman, ada tanah yang longsor dan kami yang tak jauh dari situ melihat ada sebagian peti mati yang terlihat, lengkap dengan kain putih yang terlihat sudah buruk. Hiii


Ada lagi nih. Suatu senja waktu kecil, saya menemani teman yang pergi dengan perahu kecil untuk mengangkat perangkap ikan di rawa-rawa. Karna keasyikan kami baru sadar mau pulang ketika adzan magrib sudah terdengar. Kami bergegas dan supaya jangan kemalaman di rawa yang tentu gelap, kami menerobos pemakaman yang tergenang dengan perahu. Samar-samar di suasana senja nyaris malam, terlihat di antara rumput-rumput rawa deretan nisan tak beraturan yang menyebul dari air tak sampai setengahnya. Karna takut dan ingin cepat-cepat, teman saya sebagai kemudi hilang kontrol dan menabrak nisan yang mungkin masih baru, yang jelas nisan itu lepas dan dari dalam air keluar gelebung-gelembung udara, mungkin dari dalam peti mati yang ikut kena benturan perahu. Hiiii seram banget. Waktu itu saya sampai nugging dalam perahu.


Semoga kisah ini tak membuat takut, tapi sebagai penambah wawasan dan kebijaksanaan dalam hidup. Percayalah kita semua akan mati.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Wish you12 month of happiness, 52 weeks of fun, 365 days of laughtr, 8760 hours of luck, 525.600 minutes of joy, 31.536.000 secon ds of succes. HAPPY NEW YEAR 2009

Thanks sudah mampir keblogku...saya akan pertimbangkan usulmu untuk mengubah huruf...thanks ya!

Anonim mengatakan...

mas, sedikit di kecilin fontnya.
n pake read more (sekedar saran)